Bismillah..
Puja
dan puji milik Allah Ta’ala.
Banyak
hal, banyak alasan, mengapa kesedihan itu menghinggap di hati. Kegagalan,
kehilangan, kekurangan, kecemburuan, dan berbagai hal buruk lainnya bisa
menjadi penyebab timbulnya kesedihan. Lantas, cara kita bersikap terhadap
kesedihan tersebut akan menentukan apakah kesedihan itu menjadi cambuk untuk
kita menuju kebaikan, ataukah menjadi penjara yang melumpuhkan hati dan jiwa
kita hingga tiada mampu kita keluar dari kubangan kesedihan itu.
Sedih sendirian. via: http://moammarewan.blogspot.co.id/2013/08/kesedihan-yang-tiada-kesudahan.html
---------------------------------------------------------------------------------------
TUHAN DAN KESEDIHAN
Tuhan,
Aku perlukan kekuatan
Tuk melakukan kebaikan
Kesedihan,
akan semakin bertalu-talu memekikkan ketika ditulis, dirangkai dalam tangisan
ataupun kau ungkapkan pada dunia. Dia seolah menari pada pelupuk matamu bahwa
hanya dialah yang terbesar dalam semesta. Kau terhalang olehnya. Kau koyak
olehnya. Kau terinjak-injak oleh wajahnya yang bengis.
Update status. via: www.statusfbme.blogspot.com
Tangisan,
membuatnya kian subur. Lalu ia sebarkan benihnya pada akalmu, tanganmu,
lisanmu, kakimu... hingga sempurna kau terpasung dalam kesedihan. Dan dia
terbahak, telah berhasil merenggut kehidupanmu.
Kau
terlanjur telah mengumumkan kesedihanmu pada dunia. Jangan salahkan manusia
jika mereka berlomba menjadi dalang hidupmu. Suaranya bersahutan saling
mendikta, berkomentar, menghibur walau sebenarnya tak jarang hati semakin lara
mendengar hiburan-hiburan itu----menguatkan, menasihati. Tidakkah suara manusia
membuat kepalamu semakin sesak? Pada akhirnya kau pilih menyepi. Kau cari
pelukan Tuhanmu. Tidak seperti manusia, yang ada waktunya merasa bosan oleh keluh
kesahmu. Tapi Tuhan tidak.
Selamat tinggal kesedihan. via: http://oliem.blogdetik.com
Selama
kau terus berbicara pada-Nya selama itu pula Ia mendengarkan. Tak menyela. Tak
membantah. Apa lagi menghakimimu.
Apakah
‘diam-Nya’ adalah bentuk ketidakpedulian? Bersabarlah teman, sebagaimana Dia
pun sabar mendengarkan keluh kesahmu. Dia hanya ingin kau tuntaskan terlebih
dahulu curahan hati yang pekat menggelayuti hatimu, segala teriakan dan
rongrongan kesedihan yang membuatmu terpenjara, katakan semua gelisahmu
pada-Nya.
Percayalah, ketika kau tergugu
Mengetuk kasih-sayang-Nya, ketika itu pula
Dia tengah memelukmu.
Kembalikan kepada Sang Maha. via: youtube.com
Bukankah
ketika semuanya telah tercurahkan dalam tangisan ada kelegaan yang menyeruak di
hatimu? Ya, itulah pelukan rahman-rahim-Nya. Dia-lah Allah, tujuan pulang
jiwa-jiwa lelah. Pada-Nya beristirahat impian-impian yang nyaris putus asa.
Sumber pengharapan hamba-Nya.
Apalah
artinya kehidupan ketika tak lagi miliki harapan. Dan kau masih memiliki Tuhan
Yang Maha Penyayang. Mintalah pada-Nya akan napas yang panjang untuk melewati
segala terjal ini. Mintalah hati yang lapang pada-Nya, agar tak lantas sempit
oleh kerikil kesedihan. Mintalah hati yang lembut, agar merasakan cinta-Nya
yang menyemesta hingga tak lantas kecewa ketika cinta manusia tak berbalas.
Mintalah kekuatan untuk tetap dapat tersenyum pada segala lara yang menari di
hati, biar kau bersahabat dengannya dan menciptakan kepribadian kokoh penuh
iman. Jangan lupa pula untuk meminta pada-Nya, agar wajah dan hati ini hanya
menghadap pada-Nya, tak bosan mendekati-Nya, meminta-Nya, memuji-Nya, mencintai-Nya.
Hanya kepada-Nya. Tidak kepada makhluk-Nya.
Meminta dengan kerendahan. via: http://selviceeel.blogspot.co.id/
Ketika
kau telah mendapatkan hati yang kaya syukur dan lapang keikhlasan, bukan
mustahil Allah gerakkan seluruh isi semesta ini untuk membahagiakanmu, juga
mengabulkan permintaanmu.
Tuhanku,
Untuk mencintai-Mu
Ku perlukan pertolongan-Mu
Crayon Untuk Pelangi
Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media
komputindo.
----------Jakarta, 16 Januari 2016----------
ba'da 'ashar